Minggu, 11 Maret 2012

Organisasi Kurikulum


Organisas kurikulum terdiri dari beberapa bentuk, yang masing-masing memiliki cirri-ciri sendiri.
1.    Mata Pelajaran Terpisah-pisah (Isolated Subcets)
Kurikulum terdiri dari sejumlah mata ajaran yang terpisah-pisah, seperti: Sejarah, Ilmu pasti, Bahasa Indonesia dan sebagainya. Tiap mata ajar disampaikan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata ajar lainya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu, dan tidak mempertimbangakan minat, kebutuhan, dan kemampuan siswa, semua materi diberikan sama.

2.    Mata ajaran-mata ajaran Berkorelasi (Correlated)
Korelasi diadakan sebagi upaya mengurangi kelemahan-kelamahan sebagi akibat pemisahan mata ajaran. Prosedur yang ditempuh ialah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna mempermudah siswa memahami mata pelajaran tersebut. Contohnya, dalam pengajaran Sejarah dan Ilmu Bumi, masing-masing diberikan pada waktu yang berbeda, tetapi isi/ materi dihubungkan dengan hal yang sama, atau dengan pusat atau cara lain, ialah pada waktu guru menjelaskan sejarah pada topik tertentu, dia korelasikan dengan masalah tertentu dalam mata ajaran Ilmu Bumi.

3.    Bidang Setudi (broadfield)
Beberapa mata ajaran yang sejenis dan memiliki cir-ciri yang sama dikorelasikan/ difungsikan dalam suatu bidang pengajaran, misalanya bidang setudi Bahasa, meliputi membaca, bercerita, mengarang, bercakap-cakap dan sebaginya. Demikian dengan bidang setudi lainya seperti IPA, IPS, MATEMATIKA, dan lain-lain. Salah satu mata ajaran dapat dijadikan “core subject”, sedangkan mata ajaran lainya dikorelasikan dengan cor tersebut.

4.    Program yang Berpusat Pada Anak (Childecentered Program)
Program ini adalah orientasi baru dimana kurikulum dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata ajaran. Guru menyiapkan program yang meliputi kegiatan-kegiatan yang menyajikan kehidupan anak, misalnya: diskusi, cerita. Dngan cara memperkaya dan memperluas kegiatan-kegiatan. Peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Cara lain untuk melaksanakan kurikulum ini, pengajaran dimulai dari kelompok siswa yang belajar, kemudian guru dan siswa tersebut menyusun program bagi mereka. Para siswa akan memperoleh pengalaman melalui program ini.

5.    Core Program
Core artinya adalah inti atau pusat, core program adalah suatu program inti berpa suatu unit atau masalah. Masalah itu diambil dari suatu mata ajaran tertentu, misalnya bidang setudi IPS. Beberapa mata ajaran lainya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajara dalam upaya memecahkan masalah tersebut. Mata ajaran tersebut tidak diberikan secara terpisah. Biasanya dalam program itu telah disarankan pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh oleh siswa dalam garis besarnya. Berdasarkan pengalaman yang disarankan itu, guru dan siswa memilih, merencanakan dan mengembakan suatu rencana kerja yang sesuiai dengan minat, kemampuan dan kebutuhan siswa.

6.    Eclectic Program
Electic program adalah program yang mencari kesimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata ajaran yang berpusat pada peserta didik. Caranya ialah memilih unsur-unsur yang dianggap baik pada kedua jenis organisasi tersebut, kemudian unsur-unsur ini diintegrasikan menjadi sebuah program. Program ini sesuai dengan minat, kebutuhan dan kematangan peserta didik. Ruang lingkup dan mata pelajaran telah ditentukan sebelumnya, dan kemudian perincianya dikerjakan oleh guru dan siswa. Sedangkan waktu digunakan untuk pengajaran langsung, misalanya pengajaran keterampilan, dan sebagan waktu lainya disediakan untuk unit kerja. Program ini juga menyediakan kesempatan untuk bekerja kreatif, mengembangan afresiasi dan pemahaman. Pembagian waktu disesuaikan dengan kegiatan untuk mencapai tujuan. Kurikulum ini bersifat luwes.


Evaluasi

Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, Karen kurikulum adalah pedoman menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belaar siswa. Berdasarkan informasi itu dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan dan upaya bimbingan yang perlu dilakukan.
Aspek-aspek yang perlu dinilai bertitik tolak dari aspek-aspek tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan kuikulum, tujuan pembelajaran dan tujuan belajar siswa, setia aspek yang dinilai berpangkal pada kemampuan-kemampuan apa yang hendak dikembangkan, sedangkan setiap kemampuan itu mengandung unsure kemampuan, keterampilan dan sikap serat nilai. Penetapan aspek yang dinilai berpangkal pada kemampuan-kemampuan yang telah ditentukan dlam kurikulum tersebut.
Jenis penilaian yang tergantung pada tujuan diselenggarakan penilaian tersebut. Misalnya, penilaian formatif dimaksudkan untuk mengetahui kemajuan siswa dan dalam  upaya dalam rangkan melakukan perbaikan yang dibutuhkan. Berbeda dengan penilaian sumatif yang dimaksud untuk menilai kemajuan siswa setelah satu semester atau dalam periode tertentu, untuk mengetahui perkembangan siswa secara menyeluruh.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuihi oleh instrument penilaian, ialah validitas, reliabitas, objektifitas, keperaktisan, pembedaan, syarat-syarat ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bab evaluasi.
Disamping itu perlu diperhatikan bahwa: 1). Penilaian harus bersifat objektif, dilakuakn berdasarkan tanggung jawab kelomopk  guru, rencana yang rinci dan terkait dengan pelaksanaan kurikulum, sesuian dengan tujuan dan materi kurikulum, menggunakan alat ukur yang handal serta memberikan hasil yang akurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar